Minggu, 20 Januari 2013

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM


DEWASA II

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
 DENGAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM











Disusun Oleh :


MUTIA AULIA ZARMA








Dosen Pembimbing
Ns. Maydawilis, S.Kep, M.Biomed
S I KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan.
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan.
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2.      Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3.      Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4.      Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5.      Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6.      Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7.      Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum.

Manfaat Penulisan 
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi keperawatan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.



BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielitis dan sebagainya (Prawirohardjo, 2002).
Dalam buku obstetri patologi hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing.
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas (Sastrawinata, 2004).
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
A)      Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
B)      Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
C)      Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
D)     Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien
3. Phatofisiologi
ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
4. Tanda dan gejala 
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
A)      tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
B)      tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
C)      tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
5. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.
6. Pemeriksaan diagnostik
A)      Usg (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
B)      Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, bun.
C)      Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
Pemeriksaan pisik
Kepela : rambut bersih. Hitam dan tidak rontok
Muka : pucat tidak ada klosma gravidarum
Mata : konjungtiva anemis. Sclera tidak iterik dan mata cekung
Hidung : berih tidak ada secret, dan tidak ada polip
Mulut  : tidak stomatitis, gigi tidak berlubang, mulut bersih, dan bibir kering
Telinga : bersih , tidak ada discharge
Leher : tidak ada pembesaran kenlenjar tiroid dan vena jagularis
Dada : simetris
Mammae : tidak ada benjolan, putting menonjol dan areola hyper pikmentasi
Perut : tidak ada strie, tidak ada luka bekas operasi
Pinggang : tidak nyeri pinggang
Genetalia : bersih, tidak ada keputihan.
Ekstremitas :
Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises, dan dapat di gerakkan.
Pemeriksaan obstetri
a.       Infeksi
Muka : tidak ada uedema dan tidak ada cloasma gravidum
Mamae : putting menonjol dan aeola hyper pikmentasi
Perut : tidak ada strie, tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b.      Palpasi
Leopold I : Belum ada
Leopold II : Tidak di lakukan
Leopold III : Tidak di lakukan
Leopold VI : Tidak di lakukan
c.       Auskultasi : pemeriksaan DJJ ( - )
d.      Perkusi : pemeriksaan patella ( + )
Pemeriksaan penunjang
a.       Protein urine : tidak dilakukan
HB : 10gram
b.      Urine reduksi : tidak di lakukan

7. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6 keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti dramamin, avomin.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.




Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin b kompleks dan vitamin c. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
Diet
A)      Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin c, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
B)      Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan  bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
C)      Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

8. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
9. Asuhan keperawatan
A. Pengkajian keperawatan
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, hb dan ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
Interaksi social.
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
Pembelajaran dan penyuluhan
1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
3. Turgor kulit, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine
B. Diagnosa keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
C. Rencana keperawatan
1)      perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Intervensi
Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
Rasional : koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit
Catat intake dan output.
Rasional : menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak.
Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
Rasional : makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
Catal intake tpn, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
Inspeksi adanya iritasi atau iesi pada mulut.
Rasional : untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
Rasional : untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
Pantau kadar hemoglobin dan hemotokrit.
Rasional : mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar hb < 12 mg/dl atau kadar ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.
Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
Rasional : menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, diabetik kcloasedosis dan hipertensi karena kehamilan.
Ukur pembesaran uterus.
Rasional : malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
2)      defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi
Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah..
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon korionik gonadotropin (hcg), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya ulkus peptikum, gastritis).
Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, tekanan darah, input/output dan berat jenis urine. Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar.
Rasional : sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3)      cemas berhubungan dengan koping tidak efektif  perubahan psikologi kehamilan
Intervensi :
Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung.
Rasional : untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
Kaji tingkat fungsi psikologis klien.
Rasional : untuk menjaga intergritas psikologis
Berikan support psikologis.
Rasional : untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
Berikan penguatan positif.
Rasional : untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Rasional : penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4)      intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
Rasional : aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
Rasional : aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
Rasional : tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

D. Evaluasi
Mual dan mutah tidak ada lagi.
Keluhan subyektif tidak ada.
Tanda-tanda vital baik.


















BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada asuhan keperawatan ibu hamil dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan cara anamnesa, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan umum dan fisik
2. Masalah yang timbul pada kasus ini adalah mual dan muntah jumlah sedikit sebanyak 8 kali warna jernih dan berkurangnya nafsu makan.

B. Saran
1. Petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai tanda-tanda dehidrasi secara dini dan cara penanggulangan dasar.
2. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga mengenai pola makan (nutrisi) dan pola kebiasaan sehari-hari. Menjelaskan mengenai proses fisiologis dalam masa kehamilan muda, serta memberikan terapi psikologis apabila ibu mempunyai masalah tersendiri.




KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ratmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah  ini dibuat untuk memperlancar proses belajar mengajar, terutama pelajaran Dewasa II, penyusunan makalah ini penulis buat secara bertahap dengan cara membaca buku di perpustakaan dan mencari ilmu Kesehatan tentang ibu hamil dan permasalahannya di internet.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan teman-teman semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Akhirnya Penulis mengharapkan kritik dan saran sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa sekarang dan masa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat bagi Kita semua terutama dalam proses belajar mangajar khususnya pada bidang studi Dewasa II.







Pariaman, 9  Januari 2012


    S I Keperawatan



DAFTAR  ISI


KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1. a  Latar Belakang.................................................................................
1. b  Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
II. 1   Defenisi..........................................................................................
II. 2   Fisiologi..........................................................................................
II. 3   Phatofisiologi..................................................................................
II  4   Tanda dan Gejala............................................................................
II. 5   Komplikasi.....................................................................................
II. 6   Pemeriksaan Diagnostik..................................................................
II. 7   Penatalaksanaan.............................................................................
II. 8   Prognostik.......................................................................................
II. 9   Asuhan Keperawatan......................................................................
II. A  Pengkajian Keperawatan.................................................................
II. B  Dignosa Keperawatan.....................................................................
II. C  Rencana Keperawatan.....................................................................
II. D  Evaluasi Hasil.................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
III. 1  Kesimpulan....................................................................................
III. 2  Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA




DAFTAR PUSTAKA

Buku Synopsis obstetri, Edisi 2 Jilid 1. Penerbit Buku kedokteran.
Buku Obstetri Fisiologi. Edisi 2 Jilid 1. Penerbit Buku kedokteran Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar