DEWASA II
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
DENGAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun
Oleh :
MUTIA AULIA ZARMA
Dosen
Pembimbing
Ns. Maydawilis,
S.Kep, M.Biomed
S I
KEPERAWATAN
STIKES
PIALA SAKTI
PARIAMAN
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis
gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul
setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan
40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini
menjadi lebih berat.
Perasaan mual
ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung
yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya
penyakit.
Mual dan muntah merupakan gangguan
yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 –
70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%
wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah –
muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan
timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan
perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 :
1000 kehamilan.
Diduga 50%
sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu
hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi
ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama
trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual
juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal
kehamilan.
Hiperemesis
gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar
3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring
perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang
dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan
relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara
wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis
gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi
hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda
hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis
hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan
hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan
hiperemesis gravidarum.
Manfaat Penulisan
Diharapkan kepada pembaca terutama
mahasisiwi keperawatan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu
hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu
menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam
urine, bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielitis dan sebagainya (Prawirohardjo, 2002).
Dalam buku obstetri patologi
hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil
memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air
kencing.
Hiperemesis gravidarum adalah suatu
keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan
(muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua
belas (Sastrawinata, 2004).
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati
dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat
lain akibat inanisi.
Beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
A)
Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena
pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
B)
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
C)
Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
D)
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran
hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien
3. Phatofisiologi
ada yang
menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen,
oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik
hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau
akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan-bulan.
Hiperemesis
garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila
terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita,
tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal.
Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan
gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan
ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian
pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik
yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,
dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
4. Tanda dan gejala
Hiperemesis
gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :
A)
tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,
tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata
cekung.
B) tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan
apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan
menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi.
Aseton dapat
tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
C)
tingkatan III :
Keadaan umum
lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wemicke, dengan
gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan
zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
5. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia,
suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan
kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.
6. Pemeriksaan
diagnostik
A) Usg
(dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
B) Urinalisis
: kultur, mendeteksi bakteri, bun.
C) Pemeriksaan
fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
Pemeriksaan pisik
Kepela : rambut bersih. Hitam dan
tidak rontok
Muka : pucat tidak ada klosma
gravidarum
Mata : konjungtiva anemis. Sclera
tidak iterik dan mata cekung
Hidung : berih tidak ada secret, dan
tidak ada polip
Mulut
: tidak stomatitis, gigi tidak berlubang, mulut bersih, dan bibir kering
Telinga : bersih , tidak ada
discharge
Leher : tidak ada pembesaran
kenlenjar tiroid dan vena jagularis
Dada : simetris
Mammae : tidak ada benjolan, putting
menonjol dan areola hyper pikmentasi
Perut : tidak ada strie, tidak ada
luka bekas operasi
Pinggang : tidak nyeri pinggang
Genetalia : bersih, tidak ada
keputihan.
Ekstremitas :
Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada
varises, dan dapat di gerakkan.
Pemeriksaan obstetri
a. Infeksi
Muka : tidak ada uedema dan tidak ada
cloasma gravidum
Mamae : putting menonjol dan aeola
hyper pikmentasi
Perut : tidak ada strie, tidak ada
luka bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada
keputihan
b. Palpasi
Leopold I : Belum ada
Leopold II : Tidak di lakukan
Leopold III : Tidak di lakukan
Leopold VI : Tidak di lakukan
c. Auskultasi : pemeriksaan DJJ ( - )
d. Perkusi : pemeriksaan patella ( + )
Pemeriksaan penunjang
a. Protein urine : tidak dilakukan
HB : 10gram
b. Urine reduksi : tidak di lakukan
7. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemesis
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan
mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah
phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6 keadaan yang lebih
berat diberikan antiemetik sepeiti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
Anti histamin ini juga dianjurkan seperti dramamin, avomin.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar
yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan
makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin,
khususnya vitamin b kompleks dan vitamin c. Bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intra vena.
Penghentian
kehamilan
Pada sebagian
kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik
dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus
anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak
tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
Diet
A) Diet
hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin c,
karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
B) Diet
hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan
makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam
semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
C)
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
8. Prognosis
Dengan
penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang
berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
9. Asuhan
keperawatan
A. Pengkajian keperawatan
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut
nadi meningkat (> 100 kali per menit).
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga,
kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak
direncanakan.
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, hb dan ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, hb dan ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
Interaksi social.
Perubahan status kesehatan/stressor
kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
Pembelajaran dan penyuluhan
1. Segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10
dari berast badan normal
3. Turgor kulit, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine
B. Diagnosa keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Deflsit volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
Koping tidak efektif berhubungan
dengan perubahan psikologi kehamilan.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan.
C. Rencana keperawatan
1)
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan
muntah berlebihan.
Intervensi
Batasi intake
oral hingga muntah berhenti.
Rasional : memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan
mencegah muntah selanjutnya.
Berikan obat anti emetik yang
diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : mencegah muntah serta memelihara keseimbangan
cairan dan elektrolit
Pertahankan terapi cairan yang
diprogramkan.
Rasional : koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan
elektrolit
Catat intake dan output.
Rasional : menentukan hidrasi
cairan dan pengeluaran melului muntah.
Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi
sering.
Rasional : dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan
tubuh
Anjurkan untuk menghindari makanan
yang berlemak.
Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
Anjurkan untuk makan makanan selingan
seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari
dan sebelum tidur.
Rasional : makanan selingan dapat mengurangi atau
menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
Catal intake tpn, jika intake oral
tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
Inspeksi adanya
iritasi atau iesi pada mulut.
Rasional : untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal
hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
Rasional : untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
Rasional : untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
Pantau kadar hemoglobin dan
hemotokrit.
Rasional : mengidenfifikasi
adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar hb < 12 mg/dl
atau kadar ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.
Test urine terhadap aseton, albumin
dan glukosa.
Rasional : menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin
untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan
asupan karbohidrat, diabetik kcloasedosis dan hipertensi karena kehamilan.
Ukur pembesaran uterus.
Rasional : malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan
janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang
mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih
lanjut
2)
defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi
Tentukan frekuensi atau beratnya
mual/muntah..
Rasional :
Memberikan data berkenaan dengan
semua kondisi. Peningkatan kadar hormon korionik gonadotropin (hcg), perubahan
metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah
pada trimester
Tinjau ulang riwayat kemungkinah
masalah medis lain (misalnya ulkus peptikum, gastritis).
Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
Kaji suhu badan dan turgor kulit,
membran mukosa, tekanan darah, input/output dan berat jenis urine. Timbang berat
badan klien dan bandingkan dengan standar.
Rasional : sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi
tingkat atau kebutuhan hidrasi.
Anjurkan peningkatan asupan minuman
berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi
karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : membantu dalam
meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3)
cemas berhubungan dengan koping tidak efektif perubahan psikologi kehamilan
Intervensi
:
Kontrol lingkungan
klien dan batasi pengunjung.
Rasional : untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
Kaji tingkat fungsi psikologis klien.
Rasional : untuk menjaga intergritas psikologis
Berikan support psikologis.
Rasional : untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa
saling percaya
Berikan penguatan positif.
Rasional : untuk meringankan pengaruh psikologis akibat
kehamilan
Berikan pelayanan kesehatan yang
maksimal.
Rasional : penting untuk meningkatkan kesehatan mental
klien
4)
intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi
:
Anjurkan klien membatasi aktifitas
dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : menghemat energi dan menghindari pengeluaran
tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
Anjurkan klien untuk menghindari
mengangkat berat.
Rasional : aktifitas yang ditoleransi sebelumnya
mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
Bantu klien
beraktifitas secara bertahap.
Rasional : aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita
meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
Anjurkan tirah baring yang
dimodifikasi sesuai indikasi.
Rasional : tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai
indikasi.
D. Evaluasi
Mual dan mutah
tidak ada lagi.
Keluhan
subyektif tidak ada.
Tanda-tanda
vital baik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada asuhan keperawatan ibu hamil
dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan cara anamnesa, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan umum dan fisik
2. Masalah yang timbul pada kasus ini adalah mual dan muntah
jumlah sedikit sebanyak 8 kali warna jernih dan berkurangnya nafsu makan.
B.
Saran
1.
Petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai
tanda-tanda dehidrasi secara dini dan cara penanggulangan dasar.
2.
Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga mengenai pola makan (nutrisi) dan
pola kebiasaan sehari-hari. Menjelaskan mengenai proses fisiologis dalam masa
kehamilan muda, serta memberikan terapi psikologis apabila ibu mempunyai
masalah tersendiri.
KATA PENGANTAR
Terlebih
dahulu Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan ratmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini dibuat untuk memperlancar proses belajar
mengajar, terutama pelajaran Dewasa II, penyusunan makalah ini penulis buat
secara bertahap dengan cara membaca buku di perpustakaan dan mencari ilmu
Kesehatan tentang ibu hamil dan permasalahannya di internet.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan teman-teman semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Akhirnya Penulis mengharapkan kritik dan saran
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa sekarang dan masa
mendatang, semoga makalah ini bermanfaat bagi Kita semua terutama dalam proses
belajar mangajar khususnya pada bidang studi Dewasa II.
Pariaman, 9 Januari 2012
S I Keperawatan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1. a Latar Belakang.................................................................................
1. b
Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
II. 1 Defenisi..........................................................................................
II. 2 Fisiologi..........................................................................................
II. 3 Phatofisiologi..................................................................................
II 4
Tanda dan Gejala............................................................................
II. 5 Komplikasi.....................................................................................
II. 6 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................
II. 7 Penatalaksanaan.............................................................................
II. 8 Prognostik.......................................................................................
II. 9 Asuhan Keperawatan......................................................................
II. A Pengkajian Keperawatan.................................................................
II. B Dignosa Keperawatan.....................................................................
II. C Rencana Keperawatan.....................................................................
II. D Evaluasi Hasil.................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
III. 1 Kesimpulan....................................................................................
III. 2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Buku Synopsis obstetri, Edisi
2 Jilid 1. Penerbit Buku kedokteran.
Buku Obstetri Fisiologi.
Edisi 2 Jilid 1. Penerbit Buku kedokteran Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar